14/08/13

Belum di baca, mungkin belum bangun.

 Pagi ini, dalam sebuah kisah yang tak dapat siapapun menolaknya dan hanya melanturkan cemoohan dari siapa saja pada seorang pria bermusik rock 70's yang menjadi melankolis dikarenakan hati yang dia punyai.

Kasur yang berantakan dan beberapa botol air mineral berada di sampingnya, dengan beberapa oreo yang masih tersisa dalam sobekan bungkus plastik. Hanya akan menjadi hari yang biasa jika saja dia tidak melakukan hal yang paling ditakutinya. Belum di baca, mungkin belum bangun.

2 malam sebelumnya, sudah terlalu menyesak di dalam dada melihat paras nya tiba-tiba menjadi lusuh, gelap, kehilangan aura senyuman yang beberapa detik sebelumnya begitu bebinar. Namun dia hanya menatap paras itu hingga menit demi menit berlalu. Bukan salah dia bertanya, hanya saja seorang pria akan merasakan kesedihan yang mendalam dan begitu terluka namun ditunjukkan dengan sikap bijak yang sebagian pria lainnya akan menunjukkan dengan sikap ala pria sinetron penuh dengan emosional dan nada yang sedikit naik. Tapi dia tidak melakukan itu, paras yang dia tatap begitu lembut dan tak sepantasnya mendapatkan ekspresi kekesalan.
"Kamu kenapa?selalu bersembunyi di depanku dan mencoba untuk selalu menunjukkan kamu baik-baik saja?",
bibir kecil nan elok itu menjawab, " lah, ada apa? Nggak ada apa-apa?kamu kenapa sih? Kan,jadi aneh lagi?", mencoba pura-pura tidak terjadi apa-apa pada hatinya yang goncang gundah.
Bagi seorang pria, dia tahu dan sadar akan hal itu, hanya laki-laki yang tidak pernah menyadari itu, itulah beda nya , pria, karena pria bukan laki-laki.
Dalam hati pria itu menghujat dirinya sendiri, " seandainya aku menemukan hati nan elok ini lebih dulu, lukanya pasti ku jamin dengan nyawaku. Kau mutiara yang redup, kau seperti sengaja dibiarkan tak disepuh, kau dibiarkan terbiasa dengan estalase kaca yang kau yakini selalu melindungi mu dari debu, yang selalu kau yakini bias cahayamu akan semakin menawan jika diteruskan oleh belokan cahaya kaca itu. Kau mutiara, yang seharusnya selalu di puja dan dikenakan di dada, agar kau selalu merasakan detak jantung yang selalu berkata kau dan kau, yang seharusnya berada di daun telinga, agar kau lebih dulu mendengar ucapan sayang dan kasih yang tulus. Bukan seperti ini sekarang adanya. Andai saja 3 tahun dulu dapat digeser ke tahun sebelumnya lagi, kau takkan seperti ini. Aku disini, dan kau malah menjauh untuk sejenak mengumpulkan bata dan bangun tembok berlin mu hingga aku hanya mendapati kabar dari angin yang sedikit kencang menerpa raga mu hingga angin itu meraba dada ku dan aku hanya bisa bertanya,kenapa.
Dalam hati pria itu kembali meluapkan emosi penuh luka nya, " kenapa kau tidak datang saja ke sini, ke hatiku, bukankah ikrar setia yang kuucapkan itu padamu dapat kau gunakan?. Kau begitu sayang untuk disakiti, jika saja kepala ini sudah tak waras dan dipenuhi logika yang bercumbu dengan emosi bisikan tak bertanggung jawab, aku akan buat dia tersiksa seumur hidup karena menyakitimu. Tapi itu pasti hanya membuat mu sedih. How Could you hide your lies cin, you break my heart".
"Kamu jangan boong ke aku, kamu kenapa?aku kenal baik kamu, aku tahu detail setiap inci senyumanmu, gerak bibirmu, matamu. Aku kenal semua ekspresimu, kau berbicara dan tersenyum di dua sisi, kau menutupinya. Kau menutupinya."
"Huft", hanya itu yang keluar dari bibir tipis, sambil menutup matanya dan mendaratkan wajahnya ke bantal yang melindungi dari mata-mata disekitar yang hanya ingin mengambil kesempatan di setiap kedipan mereka.
Sengaja pria itu memegang tangan nya nan kecil itu, agar dia dapat merasakan getaran rasa ingin tahu yang lebih dalam lagi dipenuhi denyut luka amarah pada nyawa yang begitu tega membuat mutiara di depannya tak mengenali lagi dirinya.
Jawaban dari bibir yang biasa melantunkan nada-nada manis nan elok di dengar semua orang itu membuatnya semakin terluka dan menyesali dirinya sendiri. "Mengapa bukan aku."
Tak terasa sudah beberapa lama dan lilin yang ada di atas meja sudah mulai mengalah dan tak sanggup lagi menerangi. Canda tawa mencoba menerpa luka agar tak begitu menyesali kenyataan yang didengarnya sehingga pujaan hatinya tetap tersenyum dan bahagia sebelum menyambut mentari esok pagi.

3 tahun itu tertanam dengan baik hingga pohon rasa itu semakin tinggi dan besar. Hati yang luka pada pria itu menjadi bumerang bagi dirinya sendiri. Pohon rasanya mengambil kesempatan untuk berjudi dengan dunia luar sehingga menembus hatinya melalui celah. Begitu sakit dan sangat menyakitkan.
"aku udah sampe?,kamu jangan tidur dulu,ganti baju terus shalat yah". namun tangan yang membuka tali temali pada sepatu bootsnya tak mampu mengalihkan. ya, ada pohon di dalam sini yang bernyawa dan berbicara. pikiran yang bodoh malah mengizinkan dan daun yang bersemi dari pohon itu malah mengundang sang gugur mendekati dirinya. Lemah selemah-lemahnya. Bahkan ikrar yang dia coba yakinkan pada sicantik kecil itu tak berarti. Tak ada cahaya yang dia lihat di ujung terowongan. Pohon itu pun semakin besar dan besar,aneh namun menyakitkan. Ketakutannya hanyalah jika pohon ini tak mampu mengendalikan dirinya, hanya akan memecahkan pot hati tempat hidup dan tumbuhnya, dan berarti pria itu tak dapat lagi melindungi paras kecil dengan dagu yang selalu dipujanya. Energinya habis bukan hanya dimakan akar pohon itu,tapi juga karena kehampaan sang gugur yang bermusim selamanya. I kill my self when i said the truth, and i have been die.

3 tahun itu lebih menyakitkan karena gesekan dedaunan dari biji alam pribumi yang tersemai di daratan sang plato itu. 3 tahun itu lebih menyakitkan dan tak dapat dikalahkan oleh 4 tahun kebahagiaan.

"Maaf,karena terlalu jujur, maaf karena merusak tatanan yang sudah begitu rapi dirahasiakan", hanya itu. Dalam hatinya berjanji pada Sang pengasih " tuhan, ini yang terakhir, jika tak ada kesempatan untuk bahagia, biarlah luka ini yang menemani,menjadi teman sejati dalam hidup, karena luka ini adalah luka bersamanya, sehingga aku tetap merasakan memiliki dirinya, walau hanya luka. Takkan ada celah lagi tuhan untuk biji baru. Percuma, karena ku tak mau. Janji ku pada-Mu."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

[img]http://www.websmileys.com/sm/aliens/hae36.gif[/img]